Minggu, 19 Februari 2012

Perlukah melepas baterai dari laptop supaya baterai awet?


Perlukah melepas baterai dari laptop supaya baterai awet?

Benarkah bahwa sering atau terlalu lama menggunakan adaptor sebagai sumber daya laptop kita dapat memperpendek umur baterainya?

Sebelumnya, kita bahas dahulu tentang 'mitos' bahwa baterai yang diisi/dicharge sebelum habis (0%) ataupun baterai yang diisi tidak sampai penuh (100%) dapat memperpendek umur baterai.  Hal ini tidak benar, kecuali pada tipe baterai yang berbasis Nikel (Ni) seperti pada masa lalu.  Sedangkan pada baterai berbasis Lithium (Li) yang sudah digunakan oleh laptop sejak beberapa tahun lalu, hal ini tidak berlaku.  Baterai Lithium dapat diisi/dicharge kapan saja (tidak masalah berapa persen pun daya yang masih tersisa pada baterai) tanpa berakibat buruk pada baterai.

Kembali ke topik semula, apakah perlu melepaskan baterai dari laptop jika menggunakan adaptor sebagai sumber daya?
Sebenarnya tetap menggunakan adaptor pada saat baterai sudah terisi penuh pun tidak merusak baterai.  Saat baterai sudah terisi penuh, maka secara otomatis aliran listrik tidak lagi dialirkan ke baterai melainkan langsung ke sistem power supply laptop, tanpa melalui baterai.

Jadi apakah kesimpulannya adalah baterai tidak perlu dilepaskan dari laptop walaupun kita menggunakan adaptor terus menerus?

Hmm.. Tidak juga..!

Tidak juga bagaimana..?

Begini..
Perlu kita ketahui bahwa hal yang dapat memperpendek umur baterai antara lain adalah panas.  Jika laptop kita gunakan untuk pekerjaan yang berat (misalkan game atau rendering grafik), maka laptop akan menjadi lebih panas.  Panas inilah yang dapat mempercepat rusaknya baterai.  Jika situasinya seperti ini, maka lebih baik jika baterainya dilepaskan dari laptop.

Sebagai informasi, pengisian baterai sampai 100% justru dapat memperpendek umur baterai.  Pengisian baterai sampai kapasitas 100% akan menyebabkan panas yang sangat tinggi pada baterai.  Seperti yang telah dibahas di atas bahwa yang menyebabkan baterai tidak awet adalah panas yang dihasilkan itu,  bukan disebabkan oleh adaptornya seperti yang disangka kebanyakan orang selama ini.  

Untunglah pada laptop sekarang sudah banyak disertakan software untuk menajemen baterai & power.  Software ini memungkinkan agar pengisian maksimal baterai tidak mencapai 100%.  Sebelum baterai terlalu panas (misal 80%), baterai tersebut oleh laptop dianggap sudah terisi penuh dan proses pengisian dihentikan (karena dianggap sudah penuh).  Dengan begini baterai menjadi lebih awet.  Pengisian baterai tidak sampai 100% ataupun pemakaian baterai tidak sampai 0% sama sekali bukan masalah, seperti yang dibahas di awal tadi.

OK, jadi kesimpulannya adalah semakin sering suhu baterai menjadi panas maka baterai semakin tidak awet, bukan semata masalah memakai power dari adaptor terus menerus ataupun tidak.

~ written by fajar ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar